Beberapa penyebab server atau website sering down

Server merupakan hal penting dari sebuah website. Jika di ibaratkan dengan manusia, server adalah tubuh kita. Ada berbagai macam komponen yang membangun suatu server, seperti Processor, RAM, Storage, Network Card dan masih banyak lagi. Dari segi lingkungan juga sangat berbeda dengan komputer atau laptop yang kita gunakan sehari-hari. Server membutuhkan perhatian dan perawatan khusus agar dapat terus berjalan dengan baik.

Apabila sedikit saja error di server tidak ditangani dengan baik bisa membuat seluruh website atau layanan yang ada di server kita menjadi tidak dapat diakses sama sekali. Maka dari itu biasanya industri-industri besar sangat berhati-hati dalam merawat server mereka, profesi yang cocok untuk bekerja dalam lingkup seperti ini adalah seorang System Administrator.

Menjadi seorang System Administrator memiliki tanggung jawab besar dalam memperhatikan kesehatan server, pengelolaan jaringan, manajemen sumber daya dan melakukan analisis kinerja. Tidak jarang dalam dunia industri memiliki banyak sekali System Administrator yang biasanya memiliki jam kerja berbeda-beda. Tujuannya agar server dapat dimonitoring selama 24 jam dan jika terjadi downtime dapat langsung di mitigasi saat itu juga.

Apabila server atau website mu mengalami downtime yang cukup lama hingga kamu memperbaikinya, maka hal ini dapat mengganggu aktivitas pengunjung yang datang ke website mu dan kamu berpotensi kehilangan banyak sekali pengunjung-pengunjung baru. Sekarang kita kembali lagi ke topik sebelumnya, lalu apa yang menyebabkan server atau website kamu sering down? Mari kita telusuri satu per satu.

1. Server terkena serangan DDOS

Salah satu penyebab yang paling banyak dijumpai saat server sering mengalami down adalah terkena serangan DDOS. DDOS adalah singkatan dari “Distributed Denial of Service”, serangan DDOS menyerang ekosistem jaringan server yang menyebabkan terganggunya lalu lintas internet pada server hingga terjadi lumpuh total dan pada fase ini server kamu akan mengalami downtime seperti akses terasa lebih lambat dari biasanya atau bahkan server tidak merespon.

Cara mudah untuk mengatasi serangan DDOS yaitu dengan menggunakan firewall atau bisa menggunakan CDN seperti CloudFlare . CloudFlare akan melakukan proxy terhadap IP server kamu sehingga IP server kamu tidak akan terlihat oleh user saat di ping, dig dan lookup dns sehingga server kamu aman dari serangan DDOS. Ketika user melakukan ping atau dig ke server kamu maka yang mereka lihat adalah IP CloudFlare dan bukan IP server kamu, jadi ketika ada yang melakukan DDOS ke domain kamu maka akan dihandle sepenuhnya oleh CloudFlare tanpa melanjutkan serangan tersebut ke server milik kamu. Ini akan menghemat bandwith server milikmu sehingga tidak akan membuat server diblacklist oleh penyedia layanan.

2. Terlalu banyak proses yang memakan RAM

RAM adalah komponen vital saat kita menjalankan sebuah aplikasi atau services di dalam server, RAM adalah singkatan dari Random Access Memory. RAM sangat berpengaruh terhadap kestabilan dan kelancaran aplikasi, jika server kamu memiliki RAM yang kecil tapi kamu paksa untuk menjalankan berbagai macam aplikasi jelas saja hal ini akan membuat RAM kelebihan beban dan menyebabkan server kamu sering mengalami down.

Saya sendiri memiliki 2 server dengan spesifikasi yang berbeda dan berada di lokasi yang berbeda, seringkali sebelum saya menjalankan aplikasi di server saya selalu memperkirakan sumberdaya yang tersedia dan selalu menyisakan minimal 1GB hingga 1.5GB RAM yang tersedia. Tujuannya untuk menyediakan ruang gerak agar aplikasi-aplikasi lain atau daemon dari servernya bisa berjalan lancar.

3. Prosesor yang tidak optimal

Selain RAM, kondisi prosesor yang kurang optimal juga dapat menyebabkan server tidak berjalan dengan kemampuan terbaik. Ketidakmampuan prosesor ketika diberi beban kinerja yang besar dapat menjadi salah satu alasan kenapa server kamu sering mengalami down.

Prosesor dapat mengalami keterbatasan kinerja sehingga tidak mampu untuk menangani beban kerja yang tinggi atau tugas-tugas komputasi yang kompleks.

Prosesor yang mengalami overheat akan memperlambat kecepatan (clock speed) bahkan hingga mematikan dirinya sendiri secara otomatis melalui fitur Thermal Throttling untuk mencegah kerusakan fisik. Penting untuk memahami maintenance hardware secara rutin agar terhindar dari kerugian yang lebih besar.

Jika kamu menggunakan VPS, cobalah untuk upgrade paket VPS yang kamu miliki menjadi yang lebih tinggi atau melirik provider lain yang memberikan kinerja prosesor lebih baik.

4. Software yang belum stabil

Sebenarnya hal ini lumayan jarang ditemui, karna OS server terutama Linux biasanya memberikan stable channel saat kamu menginstall aplikasi melalui package manager nya. Namun bisa saja terjadi jika kamu menggunakan repositori tambahan dari luar yang disediakan oleh bawaan OS.

Software yang tidak stabil bisa membuat kinerja server kamu berjalan di performa yang buruk. Misal service mati dan nyala sendiri, daemon tiba-tiba mati sendiri dan error saat di start, atau bahkan kegagalan kernel. Sangat penting untuk mencari informasi tambahan terkait software yang akan kamu install ke server milikmu.

5. Terinfeksi virus

Sama seperti laptop kita, server juga dapat di sisipi virus oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab seperti hacker. Hacker dapat menanamkan virus seperti shell backdoor untuk masuk ke dalam server kamu tanpa sepengetahuan kamu.

Biasanya virus dengan jenis seperti ini di eksekusi dengan memanfaatkan celah pada website, terutama website yang menyediakan form upload data namun tidak ada validasi dan batasan terkait file apa saja yang dapat di upload sehingga menyebabkan hacker dapat dengan mudah meng-upload virus mereka ke dalam server kamu.

Pastikan script website yang kamu gunakan memiliki validasi dan penanganan-penanganan yang dibutuhkan untuk menghindari hacker menyusupkan virus ke dalam server kamu dan mengambil alih akses server.

6. Traffic berlebih

Hal ini akan terjadi jika server kamu tidak mampu menangani traffic yang datang secara bersamaan dan konstan. Biasanya server akan mengalami down di beberapa client sampai ada slot tersisa untuk menerima koneksi. Jika sudah begini cobalah untuk upgrade server atau paket VPS kamu ke paket yang lebih tinggi agar dapat menangani jumlah traffic website kamu yang besar.

Penutup

Kamu harus sering memonitoring dan melakukan maintenance pada server milik mu agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan. Gunakan software yang bisa dipercaya dan jangan gunakan software yang tidak terjamin apalagi belum stabil.

Untuk keamanan tambahan cobalah untuk mempertimbangkan CloudFlare sebagai DNS server mu agar IP server tidak dapat diketahui orang lain selain kamu.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *